Anda di sini
Beranda > Lingkungan/Wilayah > Pengurus Wilayah Harus Mengenali Umatnya

Pengurus Wilayah Harus Mengenali Umatnya

Loading

[BOGOR BARAT] Pengurus wilayah harus mengenali umatnya dan mampu melayani dengan baik. “Pengurus wilayah dan lingkungan harus mengenali umatnya, sehingga nantinya mampu melayani dengan baik. Pengurus harus tahu umat yang tinggal di wilayahnya, termasuk umat yang baru. Memang, kadang tak sedikit umat yang datang dan melapor ke pengurus wilayah hanya kalau ada kepentingan. Namun itulah risiko dalam melakukan pelayanan,” papar Pastor Paroki yang juga Ketua Dewan Pastoral Paroki BMV Katedral Bogor RD Dominikus Savio Tukiyo saat melakukan kunjungan ke wilayah St. Andreas Bogor Barat, Sabtu (17/11).

Lebih lanjut Romo Tukiyo berharap, dengan mengetahui umat yang berada di wilayah atau lingkungan, makin banyak umat yang mau diajak terlibat dalam pelayanan. “Keterlibatan umat dalam pelayanan dapat menimbulkan sinergi untuk mewujudkan kebijakan pastoral. Diharapkan umat terlibat dalam kegiatan mengereja, pelayanan, dan tercipta kaderisasi,” ujarnya.

Kunjungan tersebut merupakan kunjungan ke-15 Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan Dewan Keuangan Paroki (DKP). “Kunjungan ini merupakan kunjungan kami ke-15 dari 16 wilayah. Terakhir kami akan mengunjungi wilayah Bogor Utara. Harapannya, terjadi sinergisitas dan kerja sama antara pengurus wilayah dengan Dewan Paroki untuk mewujudkan tugas pastoral. Dalam melakukan pelayanan harus berdasar pada sikap rendah hati dan murah hati,” tukas Romo Tukiyo.

Dijelaskan Romo, Bogor Barat merupakan wilayah yang potensial terutama karena kaum mudanya yang cukup banyak. “Terdapat 261 kepala keluarga dengan jumlah umat 758 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 344 merupakan usia produktif, lalu diantaranya terdapat 36 umat yang duduk di bangku SMA, dan 66 di perguruan tinggi. Hanya masalahnya, mereka ini ada dimana dan bisakah diarahkan untuk mengaktifkan kegiatan OMK,” katanya.

Kunjungan Dewan Paroki  diwarnai dialog dengan para pengurus wilayah dan lingkungan. Suasana dialog berlangsung penuh kekeluargaan dan keakraban. Di akhir acara, seperti halnya di wilayah lain, tradisi ramah tamah dan makan bersama menjadi menu pamungkas hari itu. (Jam)

Leave a Reply

Top