“Disitu ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Balit Allah, yang bernama Gerbang Indah , untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. “ (KIS 3: 2-3)
“Tetapi Petrus berkata : “ Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai , ku berikan kepadamu : Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” (KIS 3: 6)
Masyarakat Kita Sakit
Seperti halnya kutipan di atas, keadaan masyarakat kita sekarang “sedang lumpuh”. Masyarakat kita sedang sakit.” Ganasnya Pandemic Covid-19 melanda hampir seluruh dunia. Inilah yang menjadi pangkal soalnya. Ribuan orang terjangkit virus mematikan ini. Dan diantara yang ribuan itu, ada warga kita, saudara kita umat di Paroki BMV Katedral Bogor.
Beberapa di antara saudara kita itu, kini telah kembali ke “rumah Tuhan”. Sementara yang masih berziarah dimuka bumi ini, cukup banyak. Mereka terbagi dalam beberapa katergori. Ada yang ditengarai sebagai orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP). Akibat dari pandemik ini, masyarakat diminta untuk tinggal di rumah. Tujuannya agar tidak terjadi percepatan penyebaran virus. Ada juga yang dengan kesadaran sendiri lalu mengkarantinakan dirinya. Imbasnya adalah karena tak boleh bepergian keluar rumah, maka nafkah/penghasilan mereka menjadi berkurang atau tidak berpendapatan sama sekali. Bukan hanya itu, kebutuhan pokok sehari-hari pun tidak mencukupi.
Program Bantuan
Berangkat dari keinginan mulia hendak menolong saudara-saudara kita yang merumahkan diri atau yang dirumahkan, maka direncanakanlah program bantuan oleh Seksi dalam organisasi Dewan Pastoral Paroki. Bantuan dimaksudkan bukan saja sekadar agar saudara-saudara kita tersebut bisa terpenuhi sebagian kebutuhan hidupnya, tetapi yang terpenting adalah agar kondisi tubuh mereka tetap sehat sehingga imunitas tubuh mampu bekerja maksimal. Imunitas bisa tumbuh tinggi bila asupan seseorang juga baik. Itulah yang dipikirkan oleh Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) paroki. Dalam wujud apa bantuan sebaiknya diberikan? Kepada siapa saja? Siapa mereka? Di mana saja mereka berada? Bagaimana menyalurkannya?
Bergerak dengan Data
Beberapa pertanyaan pokok di atas bisa dijawab bila kita mempunyai informasi. Dan informasi itu adalah informasi yang sahih. Artinya informasi tersebut adalah informasi terkini serta informasi yang mudah didapat dengan cepat pada saat kita membutuhkannya. Informasi itu berupa data. Sesungguhnya kita sudah punya data itu, yang terhimpun dalam Manajemen Sistem Informasi (MSI). Berdasarkan data pada MSI itulah, seyogyanya PSE bisa mulai bergerak.
Bermain dengan data memang belum menjadi kebiasaan kita. Masih sering kita menggunakan asumsi. Masih sering kita mendasari keputusan dan tindakan kita atas nama pengalaman pribadi masing-masing. Mengapa begitu? Karena kita tidak menyadari pentingnya data dan kita tidak mau repot. Kita enggan ikut menyumbangkan informasi ketika ada pengumpulan data (baca: survey). Dan yang kerap mengemuka ketika diadakan survey untuk pembaharuan data adalah “untuk apa sih data itu? Apa sih gunanya data itu?” Begitulah yang sering kita dengar komentar dikalangan warga kita. Jangankan warga, pertanyaan serupa juga terlontar dari para pengurus organisasi, bahkan pejabat gereja.
Sudah layak dan pantas kita memahami sikap warga dan para pengurus demikian. Mereka tidak mengerti dan tidak tahu bahwa dari datalah sebuah program bisa dibuat. Sebuah program yang digunakan untuk menjawab persoalan di lapangan. Oleh sebab itu dari atas panggung pada penutupan Sinode II Keuskupan Bogor, Desember 2019, Romo Yustinus Monang Damanik Sekretaris Keuskupan Bogor menandaskan, “hendaknya program kerja organisasi apapun bentuknya, di keuskupan Bogor berlandaskan pada data.” Ini sebuah ajakan untuk mulai membiasakan bergelut dengan data. Bicaralah dengan data. Karena data merupakan fakta yang sudah terjadi. Ajakan romo Monang akan ada hasilnya kalau kita bersama-sama mau melakukannya. Sudakah kita melakukannya?
Ayo Mulai!
Kembali ke rencana bantuan paroki lewat PSE untuk saudara-saudara kita tersebut di atas. PSE memerlukan informasi tentang: Apa saja profesi saudara-saudara kita yang merumahkan diri atau dirumahkan? Di mana saja rumah mereka? Informasi semacam inilah yang dibutuhkan. Satu-satunya jalan memperolehnya adalah lewat Ketua Wilayah dan Ketua Lingkungan. Namun itupun butuh waktu untuk mengumpulkannya. Karena pengumpulan info tersebut dilakukan berjenjang. Seandainya ada lengkap tersedia di MSI, tinggal klik saja dan selesai.
Jadi, masih perlukah data itu? Ya, perlulah. Bukan saja untuk saat ini saat ada pandemi, tetapi yang lebih penting adalah merespons ajakan romo Monang, bekerja dengan data. Membiasakan diri akrab dengan data.
Selamat melayani. Selamat bekerja. Tuhan memberkati.
(Henricus Poerwanto/AJ)
*Penulis adalah Koordinator Wilayah Paroki BMV Katedral Bogor Periode 2019–2021.