Anda di sini
Beranda > Artikel > Menjadi Pemimpin Yang Melayani

Menjadi Pemimpin Yang Melayani

Loading

Pada tahun 1997 saya mengalami perubahan mind set sejak mengikuti Seminar Hidup Dalam Roh yang diselenggarakan di SMK Baranang Siang; bila dulu saya hanya memikirkan diri sendiri dan ingin dilayani, maka sejak mengikuti seminar tersebut timbul keinginan untuk melayani, yaitu melakukan sesuatu kepada orang lain. Salah satu bidang pelayanan yang Tuhan tunjukkan pada saya adalah lowongan yang terkait dengan tulis menulis.

Tulisan pertama saya adalah tentang Puji Syukur, yang saya kirimkan ke majalah Berita Umat, majalah bagi umat paroki BMV Katedral, ternyata dimuat. Hal ini tentu saja membangkitkan motivasi saya untuk terus menulis tentang berbagai kegiatan lainnya, yang ada di sekitar kita. Setelah itu saya mulai menulis artikel lain yang terkait dengan berbagai hal tentang uskup, gereja, dan lain-lain; semuanya saya kirimkan ke Berita Umat atau ke Berita Paroki, majalah bagi umat paroki Santo Fransiskus Asisi, Jln. Siliwangi Bogor.Karena saya menulis terus menerus selama beberapa bulan, maka akhirnya saya diminta untuk menjadi anggota redaksi majalah Berita Umat dan Berita Paroki.

Pada saat penggantian pengurus seksi Komsos (Komunikasi Sosial) paroki BMV Katedral, saya diminta oleh pastor Paroki Katedral untuk memegang jabatan sebagai Ketua Seksi Komsos. Hal ini berlangsung selama dua periode, yaitu periode 2000-2003 dan periode 2004-2006.

Melayani seksi Komsos selama dua periode sungguh merupakan suatu pengalaman yang menarik, karena saya perlu mengelola beberapa orang yang mau bekerja dan melayani bersama tanpa mendapatkan imbalan apa pun. Terdapat juga beberapa orang muda yang membantu Berita Umat (BU) sebagai penulis atau wartawan. Selain itu pun perlu berdebat dan berdiskusi dengan pengurus harian DPP Katedral, yang saat itu sedikit kaku dan ketat dengan peraturan.

Saat itu seksi Komsos diberikan kepercayaan untuk mengelola keuangannya secara mandiri; setiap bulan kami perlu mencari dana agar BU dapat terbit dan menghasilkan surplus. Suatu hal menarik bagaimana kami perlu bernegosiasi dengan berbagai pimpinan perusahaan agar mereka mau memasang iklan dalam BU. Jadi selama enam tahun saya belajar menjadi pemimpin yang melayani, karena saya memiliki tim yang perlu terus disemangati, didorong dan juga diberi apresiasi. Tetapi pada saat yang sama saya dituntut untuk menjadi pelayan, yaitu untuk melayani seluruh umat Paroki Katedral, melayani (melaksanakan tugas) yang telah ditentukan oleh DPP Katedral. Ternyata memang tidak mudah untuk menjadi pemimpin yang melayani, seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus sendiri, karena Dia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani (bdk. Mark 10:45).

Pada periode-periode berikutnya ternyata seksi Komsos terus berkembang secara luar biasa sehingga mereka dapat merayakan Festival Komsos sebagai bagian dari peringatan Ulang Tahun Emas Berita Umat. Maju terus seksi Komsos secara luar biasa dan penuh kreativitas !!!

(Agus Goenawan)

Penulis adalah Ketua Seksi Komunikasi Sosial Paroki BMV Katedral Bogor periode 2000-2006 dan Ketua STIE Triguna hingga artikel ini diterbitkan.

Leave a Reply

Top