[PUSPANITA] Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) menggelar pelatihan pertanian organik (PPO) di Puspanita Kab. Bogor, Jumat (27/7) sampai Minggu (29/7). Pada hari pertama, sekitar 8 orang muda Katolik (OMK), 2 pendamping OMK, dan 36 orang perwakilan wilayah di Paroki BMV Katedral Bogor dibekali berbagai materi tentang spiritualitas ekologi dan implementasinya oleh Sr. Marisa Nur Trisna CB.
Pada hari kedua, PPO dimulai dengan interaksi dengan alam. Setiap kelompok diberikan praktik lapangan yang berbeda beda. Ada yang membuat pupuk cair organik dengan menggunakan kotoran kambing dicampur dengan gedebong pisang. Ada pula yang membuat media tanam dengan menggunakan gedebong pisang yang sudah ditebang dan dilubangi, masing-masing lubang diisi dengan tanaman yang ingin ditanam.“Di dalam gedebong pisang terdapat banyak air dan pupuk alami sehingga kita tidak perlu menyiramnya ataupun memupuknya,” kata Sr. Marisa kepada para peserta.
Sementara itu, ada juga kelompok yang memanen tanaman sorgum dan membuat membuat bedeng. Setelah selesai melakukan praktik lapangan para peserta makan siang bersama lalu bermeditasi dalam medium kolam yang ada di area Eco Spirit Center. “Berdoa dalam meditasi dengan khusyuk dapat menghilangkan segala macam racun yang ada dalam tubuh kita,” papar Sr. Marisa.
Menutup pertemuan hari kedua, Sr. Marisa memberikan materi tentang beras yang menjadi makanan pokok orang Indonesia pada umumnya. “Beras putih yang kita makan selama ini sebenarnya kurang baik untuk dikonsumsi. Karena mengandung indeks glikemik (ig) di atas 80 dibandingkan beras coklat yang hanya memiliki ig di bawah 45. Selain itu pada beras coklat masih terdapat bekatul (kulit ari) yang masih menempel pada beras dan memiliki banyak vitamin, nutrisi, dan serat yang tinggi,” tukasnya.
Setelah selesai memberikan materi, Sr. Marisa memperlihatkan proses penggilingan beras mulai dari padi menjadi beras coklat lalu beras putih. Beras coklat merupakan beras putih yang dalam proses penggilingannya hanya beberapa kali sehingga bekatul masih tetap menempel. Sedangkan, beras putih proses penggilinganya dilakukan berkali-kali hingga bekatulnya terkupas semua.
(Luki/John)
wah lain kali mau ikut ah pelatihan tentang perkebunan seperti ini
Siap, nanti jika ada pelatihan sejenis akan kami informasikan via Website.
Salam,
Redaksi bmvkatedralbogor.org