Anda di sini
Beranda > Artikel > Positifkan Pikiran, Ucapan & Tindakan

Positifkan Pikiran, Ucapan & Tindakan

Loading

Ada seorang wanita yang tengah bekerja, secara mendadak mendapat berita dari anak perempuannya sakit karena demam, dan segeralah ia menuju apotek untuk membeli obat. Saat kembali ke mobilnya, ternyata kunci tertinggal dalam mobil. Maka cemaslah  dan karena ingin buru-buru membawa obat ke anaknya yang sedang sakit. Dalam keadaan tersebut ia tak tahu apa yang harus dilakukan. Hanya mencari benda apa saja yang disekeliling mobil di halaman parker apotek tersebut, untuk coba membuka jendela atau pintu mobil.

Wanita itu coba berdoa sebentar kepada Tuhan agar mendapat pertolongan, dan sambil mencokel pintu dengan sebatang besi karatan yang ia temukan. Tidak berapa lama ada sebuah mobil tua yang dikendarai oleh pria terlihat lusuh, kotor, dan berjanggut , dengan ikat kepala bergambar tengkorak, menepi. Pria itu keluar dari mobilnya dan menawarkan bantuan. Wanita itu berkata, “Ya, anakku sakit. Aku mampir ke apotek untuk membeli obat dan kunci mobilku ketinggalan di dalam mobil. Aku harus segera pulang.Tolong, bisakah kamu menggunakan besi ini untuk membuka pintu mobilku?” Pria itu berkata, “Tentu saja.” Ia menghampiri mobil itu dan kurang dari semenit, pintu mobil itu terbuka dengan mudah.

Wanita itu merasa sukacita dan berkata, “Terima kasih banyak! Kamu orang yang sangat baik.” Si pria menjawab, “Ibu, saya ini bukan orang baik, saya baru saja keluar dari penjara hari ini. Saya di penjara karena pencurian mobil dan baru saja menghirup udara segar selama sekitar satu jam.” Namun wanita itu malah memeluk pria itu sambil air mata berlinang, dan bergumam, “Oh, terima kasih, terima kasih, Tuhan! Engkau bahkan mengirimkan seorang yang berbaik budi hari ini.”

Ilustrasi di atas memberikan suatu realita kepada kita, bahwa hal yang baik dan yang tidak baik dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan, dengan bed yang tipis. Di sinilah yang mungkin Tuhan memberikan kesempatan bagi setiap manusia untuk memilih pikiran, ucapan dan tindakan. Dan tentunya Tuhan menciptakan manusia adalah bukan robot yang hanya sesuai kemauanNYA,  yang mana setiap saat dari kita bisa berkehendak bebas. Maka sangat luarbiasa melalui Putra-NYA, Yesus Kristus,  yang merupakan Anak Allah menjelma menjadi manusia memberikan keteladanan bagi kita semua agar berupaya terus menuju pikiran, ucapan dan tindakan yang produktif dan memberikan kenyamanan bagi sekelilingnya. Yang pada akhirnya manusia diarahkan olehNYA menuju Kerajaan Allah.

Upaya kita menuju cara di atas, tentunya kita sudah diajarkan dan mendapatkan pemahaman  melalui persekutuan Gereja, hanya apakah setiap dari kita mau mendengarNYA dari hati nurani. Maka iman dan akal budi selayaknya sebagai 2 sayap yang selalu mengepak secara bergantian, agar kita bisa ‘terbang’ secara seimbang menuju kehidupan yang ilahi di dunia ini. Percaya kepadaNYA adalah mutlak, dan tetap harus dengan akal budi untuk mempercayai-NYA, sehingga kita sebagai manusia yang punya serba pilihan mempunyai fondasi kuat mengapa selalu mengarah kepada-NYA

Umat Katolik senantiasa diharapkan menyantap sabda Allah setiap hari, agar mempunyai kepekaaan hati nurani terus sadar dan memahami apa yang dilakukan menuju pkiran, ucapan dan tindakan berdasarkan iman Kristiani sejati. Walau mudah diucapkan tetapi banyak tantangan untuk dijalankan, Namun dengan senantiasa beresekutu dengan orang-orang yang berfikir positif dan mau melayani, ada keniscayaan kita untuk berada pada track yang diharapkan olehNYA.

Membaca Kitab Suci setiap hari dan mencoba meresapi isinya adalah sangat tepat agar kita bisa melakukan perencanaan di atas, dan kita makin sadar bahwa ternyata masih diberi waktu olehNYA agar mengenal apa yang dimaui-NYA. Banyak pengalaman dan bahkan penelitian para psikologi bahwa dengan teratur membaca Kitas Suci memberikan bukti kehidupan seseorang menjadi lebih terarah kepadaNYA. Dan diharapkan umat membaca dan belajar Kitab Suci dengan lebih teratur, yakni  dapat melalui 2 jalur yaitu:

Kursus Kitab Suci (KKS) di Paroki Katedral Bogor,  dilakukan setiap hari Minggu, selama 8x pertemuan dengan fokus pada tema tertentu

Kursus Pendidikan Kitab Suci (KPKS), Santo Yohanes Penginjil, dengan periode 2 tahun setiap angkatan  (baca KPKS-SYP Keuskupan Bogor)

Semoga senantiasa kita terus meningkatkan kualitas kemampuan SDM yang kita miliki, dengan mengupayakan  pikiran, ucapan dan tindakan yang positif berdasar iman dan akal budi, dan teruslah kita mau dan mampu setiap hari membaca serta  belajar makna isi dari Kitab Suci, yang tidak lain adalah sabda-NYA,  untuk menuju keselamatan kita pada kehidupan kekal kelak. Amin

(Michael Indra W.)

Leave a Reply

Top