[JAKARTA] Motivator Merry Riana meresmikan kantor pusat (homebase) di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. “Saya mengucap syukur akhirnya kami memiliki kantor pusat Merry Riana Group. Tempat ini akan menjadi learning center dan edukasi untuk memotivasi dan memberi inspirasi bagi banyak orang,”kata Merry saat ditemui di homebasenya, Rabu (28/11).
Merry mengungkapkan sekelumit perjuangannya dalam meniti karir sebagai motivator. “Saat saya berada di Singapura 20 tahun lalu, saya merasa asing. Tidak punya uang, bahasa Inggris pas-pasan, dan tidak bisa bahasa Mandarin. Dalam keterbatasan keuangan saat itu, saya tetap fokus pada tujuan dan mimpi saya. Saya tahu apa yang harus saya kerjakan. Modal saya adalah iman percaya, keyakinan dan ketekunan. Dengan percaya, saya bisa melihat kebaikan dan berkat Tuhan,” kisah Merry.
Di usianya yang ke-38, umat Paroki Santo Andreas Kedoya, Jakarta Barat yang mendapat julukan wanita 1 juta dolar itu ingin terus membagikan motivasi dan inspirasi kepada jutaan orang. “Hidup menjadi baik ketika apa yang kita lakukan berdampak positif bagi orang lain. Karena itu saya ingin melalukan sesuatu, membagikan motivasi baik melalui radio, televisi, dan media sosial termasuk tayangan video,”tukasnya.
Ada harapan terdalam yang tersimpan di benak Merry. “Harapan terdalam saya kelak ketika saya sudah tidak ada lagi di dunia, anak cucu akan mengenang ibu dan neneknya sebagai orang yang telah memberikan pengaruh baik kepada orang lain. Untuk itu saya ingin menjadi haluan berkat bagi orang lain,” ujarnya.
Pesan untuk Generasi Milenial
Kepada generasi milenial, motivator yang dikenal di acara: “I’m Possible” di sebuah stasiun televisi itu berpesan agar kaum muda mau berproses dalam mendulang sukses. “Sukses yang baik itu butuh proses. Generasi milenial adalah orang-orang yang luar biasa, mereka very futuristik. Sayangnya, mereka sering terganjal oleh egonya. Tidak mau berproses, dan hanya ingin melalukan sesuatu yang dinilai keren. Sukses itu butuh waktu. Kalau mau cepat tanam taoge. Kalau mau tiga bulan, tanam saja jagung. Tapi kalau mau bambu, butuh waktu lima tahun,”papar Merry memberi perumpamaan.
Sementara itu menyambut Hari Disabilitas Internasional, yang jatuh pada 3 Desember, dia mengajak para disabilitas untuk tidak terpaku pada keterbatasan. “Saya sering mengatakan kepada disabilitas dan juga semua orang agar tidak terpaku pada keterbatasan. Keterbatasaan itu hanya ada dalam pikiran. Karena itu, pikiran tidak boleh membatasi tujuan hidup dan mimpi kita,”tandasnya.
Acara peresmian homebase ditandai dengan pemotongan tumpeng. Sebelumnya, misa pemberkatan homebase dipimpin oleh RP Yohanes Sareta MSC. Usai misa, Romo Yohanes memberkati seluruh ruang homebase yang bergaya milenial itu.
(Jam)
Teruslah menginspirasi dan sukses terus, mbak Merry 🙂