[KATEDRAL] Karena putera manusia juga datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa sebagai tebusan bagi seluruh umat manusia. Demikian dikatakan Uskup Bogor Monsinyur Paskalis Bruno Syukur dalam misa Pembukaan Sinode Para Uskup, Minggu (17/10) Siang.
Sinode para uskup kali ini berbeda, karena keterlibatan yang diharapkan oleh Bapa Suci bukan hanya dari para uskup tetapi juga umat di seluruh dunia dengan mengadakan sinode ini mulai dari tingkat keuskupan.
Sebenarnya Paus sudah merencanakan Sinode Uskup dengan tema Sinode “Menuju suatu Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi, dan Perutusan”. Setelah diundur ke 2022 karena Pandemi Covid-19, rencana tersebut diubah kembali menjadi suatu proses sinode yang melibatkan semua, mulai dari proses sinode tingkat keuskupan dan nasional Oktober 2021-April 2022, kemudian tingkat benua September 2022-Maret 2023, dan hingga di tahapan Gereja universal, Oktober 2023.
Perayaan ekaristi pembukaan sinode para uskup dipimpin langsung oleh Monsinyur Paskalis Bruno Syukur dengan konselebran Kuria Keuskupan Bogor. Hadir juga para imam perwakilan dekanat, awam perwakilan paroki-paroki, dan Panitia Sinode Para Uskup untuk Keuskupan Bogor.
Perayaan ini juga disiarkan secara live streaming melalui kanal Youtube BMV Production dan Unio Bogor. Tercatat lebih dari 250 perangkat terhubung secara daring saat perayaan ekaristi berlangsung.
Keselamatan untuk Semua
Dalam homilinya Monsinyur Paskalis menyampaikan 2 pernyataan menarik yang dikutip dari Paus Fransiskus, “Tragedi global seperti Pandemi Covid-19 sebenarnya untuk sementara waktu telah membangkitkan kesadaran bahwa kita adalah suatu komunitas global yang berlayar di perahu yang sama, di mana kemalangan seseorang membawa kerugian bagi semua. Kita diingatkan bahwa tidak ada yang diselamatkan sendirian, bahwa kita hanya dapat diselamatkan secara bersama-sama.”
Lebih lanjut Bapa Uskup menjelaskan, Tuhan tidak pernah meninggalkan umatNya dan senantiasa menyiapkan rencana terbaik. “Sang Pencipta tidak meninggalkan kita, ia tidak pernah mengabaikan rencana kasih-Nya atau menyesal telah menciptakan kita,” jelasnya.
Pada pengujung homilinya Monsinyur Paskalis berpesan untuk menjadikan paroki sebagai rumah yang nyaman bagi umat. “Kita semua dipanggil untuk menjadikan persekutuan kita, keuskupan serta paroki menjadi rumah bagi kita, rumah yang nyaman untuk kita semua,” tukasnya.
Penulis: Gregorius Galih | Editor: Agnes Marilyn