[TANGERANG] Banyak jalan menuju Roma. Demikian pepatah mengatakan. Banyak cara untuk berbagi dengan sesama. Mengajak nonton bareng (nobar) umat berkebutuhan khusus (UBK), bermain bersama, dan merayakan misa bersama, itulah yang dilakukan pantia dari Putra Altar dan Putri Sakristi (PAPS) serta Kursus Pendidikan Kitab Suci (KPKS) Paroki Alam Sutera Gereja Santo Laurensius, Tangerang, Keuskupan Agung Jakarta.
Acara yang dihelat pada Minggu (6/5) itu diikuti oleh hampir 100 UBK dan para pembakti yang tersebar di kawasan Bogor, Tangerang, dan Jakarta. UBK dari Kumpulan Orang Mau Pelajari Ajaran Kristus (KOMPAK) Jakarta dan Bogor secara khusus diundang oleh panitia. Bersama dengan puluhan anak berkebutuhan khusus (ABK) Kharis dari Gereja Santa Monika Paroki Serpong, ABK God’s Little Hand dari Gereja Yohanes Penginjil Paroki Blok B, Yayasan Bhakti Luhur dan sejumlah komunitas ABK lainnya melakukan nobar di Cinema XXI Alam Sutera. “KOMPAK diundang secara khusus oleh panitia dari PPAS dan KPKS Gereja Santo Laurensius Tangerang. Kemudian ada beberapa komunitas lain seperti Yayasan Bhakti Luhur, ABK God’s Little Hand, ABK dari Paroki Blok B. Tujuan diadakannya nobar ini adalah untuk berbagi dan peduli pada UBK. Paroki Alam Sutera ingin menanamkan rasa empati umatnya terhadap UBK,” papar pembakti KOMPAK Anna Sofia kepada Berita Umat, Komsos BMV Katedral Bogor, Selasa (8/5).
Anna melanjutkan, saat nobar UBK KOMPAK menempati studio 1,2,3,4, dan 6. “Setiap UBK baik tunanetra, tunadaksa, tunarungu dan tunagranita saat nobar didampingi oleh para pembakti,” tukasnya. Acara nobar tak ayal membawa kesan tersendiri bagi para UBK. Juliana dan Bonardo, UBK tunanetra misalnya, merasa tersentuh dengan film “The Greatest Showman” yang diputar hari itu. Dengan bantuan para pembakti yang bertugas sebagai pembisik, mendeskripsikan jalannya cerita dalam film itu, membuat mereka mampu mengikuti dan memahami kisah dalam film tersebut. “Banyak makna yang dapat diambil dalam film tersebut. Diantaranya kita bisa belajar menghargai kekurangan atau keterbatasan yang kita milki tanpa merasa rendah diri, mau berusaha dan akhirnya mampu menggapai sukses,” kata Juliana.
Bornado menambahkan, film tersebut memberikan semangat pada dirinya, bahwa keterbatasan bukan menjadi penghalang seseorang untuk maju. “Film ini tepat dan bagus ditonton, khususnya untuk UBK. Saya mengucapkan terima kasih kepada KOMPAK dan panitia yang telah memfasilitasi acara ini,” ujarnya.
Tak hanya tunanetra, UBK tunagranita Richard juga mengaku senang bisa menonton film tersebut. Kepada pembakti KOMPAK, Theresia Sirait, dia menyampaikan rasa girangnya. “Seneng banget bisa nonton film bersama,” kata Richard.
Usai nobar, UBK bersama pembakti dan panitia menikmati kebersamaan. Panitia menggelar games dan bernyanyi bersama. Mereka tampak bersukacita, bernyanyi dan berjoget ria.
Tanpa terasa waktu pun berlalu. Saat jam menunjukkan pukul 14.00 WIB, seluruh UBK, pembakti dan panitia memasuki Aula Gereja Santo Laurensius, Paroki Alam Sutera untuk mengadakan misa bersama. Pastor Herman Joseph Bataona CMF (Pastor di Rumah Singgah), Pastor Faustinus Sirken OSC (Pastor Paroki Serpong, Gereja Santa Monika), dan Pastor Lukas Solaiman OSC (Kepala Sekolah KPKS Cabang Tangerang) mempersembahkan misa. Dalam khotbahnya, Pastor Herman mengingatkan umat untuk mengutamakan kasih dan kepedulian terhadap sesama. Pastor Herman juga meminta agar para UBK tetap semangat meskipun memiliki keterbatasan. “Semoga film The Greatest Showman mampu menginspirasi dan memberi semangat kita untuk menjalani kehidupan ini,” tuturnya.
(Jam)