[KATEDRAL] “Gloria in Excelsis Deo, kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya,” ucap Monsinyur Paskalis Bruno Syukur mengawali homili perayaan malam Natal di Gereja BMV Katedral (24/12). Seperti tahun lalu misa malam Natal dibagi menjadi dua, yakni pukul 17.00 WIB dan 20.30 WIB.
Misa pertama dipimpin oleh Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur didampingi oleh Vikep Kemasyarakatan RD Mikael Endro Susanto dan Ekonom Keuskupan RD Andreas Arie Susanto. Misa malam Natal pertama diselimuti semangat dan antusias umat. Pasalnya, kurang lebih 3.000 umat memenuhi gereja 30 menit sebelum misa dimulai.
Monsinyur Paskalis menjelaskan, kelahiran Yesus adalah karya penyelamatan Allah. Ia mau datang dan hadir di tengah umat-Nya. Natal tidak lagi terbatas pada peristiwa yang terjadi di Betlehem saja, melainkan terjadi pula di dalam diri setiap umat, paroki, dan dunia masa kini.
“Saudara dan saudari, melalui Natal ini Allah mengingatkan kita, ‘Akulah Allahmu, tidak pernah membiarkan engkau berjalan sendirian. Aku datang dan hadir, hendak meneguhkan, menguatkan, dan membahagiakanmu. Aku mengasihanimu!’ Kalau dalam bahasa sekarang i love you very much,” tuturnya.
Kandang Natal
Meski diguyur derasnya hujan Kota Bogor, nyatanya hal tersebut tidak menyurutkan antusias umat mengikuti Perayaan Ekaristi Malam Natal kedua. Misa dipimpin oleh RD Paulus Haruna dengan konselebran RD Albertus Simbul Gaib Pratolo dan RD Markus Lukas.
Keheningan malam berpadu gelap gulita menyelubungi bagian dalam dan luar gereja. Cahaya Natal dinyalakan sebagai tanda kehadiran Kristus di tengah manusia, mengusir gelap dan kelam dosa. Umat larut dalam suasana khidmat, merenungkan karya keselamatan Allah turun dalam rupa bayi mungil yang terbaring di palungan.
Dalam homilinya, Romo Haruna mengungkapkan, perayaan Natal merupakan salah satu wujud kekayaan liturgis dalam Gereja Katolik. Pastor Paroki BMV Katedral itu menyoroti kehadiran kandang Natal sebagai sebuah tradisi yang amat penting dalam Gereja Katolik di setiap perayaan Natal. “Ini merupakan tradisi yang kaya akan sejarah. Kandang Natal mengingatkan kita akan kasih Allah yang begitu besar dengan lahirnya Yesus di tengah-tengah kita,” ungkapnya.
Menutup homilinya, Romo Haruna mengajak umat berdoa di depan kandang Natal. “Selepas misa, silakan ajak pasangan, keluarga, atau teman untuk singgah ke kandang. Sejenak luangkan waktu untuk berdoa bersama-sama, berterima kasih karena Ia berkenan hadir di tengah-tengah kita. Buatlah juga permohonan bagi diri anda agar ke depan menjadi pribadi yang lebih baik,” tutupnya.
Malam Natal menjadi bukti nyata kasih Allah kepada umat-Nya. Cinta tanpa syarat yang patut kita balas. Sebagai pengikut-Nya, mampu kah kita memberikan cinta kepada sesama dengan tulus?
Penulis: Christiana Nathalie, Ignatio Alfonsus | Editor: Agnes Marilyn, Aloisius Johnsis