Anda di sini
Beranda > Artikel > Misa Daring?

Misa Daring?

Loading

Guys, kalian tau gak? Semenjak adanya Pandemi Covid-19 gereja-gereja di Indonesia bahkan di seluruh dunia menggelar misa secara daring (online). Contohnya saja BMV Katedral yang melakukan misa secara live streaming melalui Youtube BMV Production dan Instagram: Berita Umat. Misa daring ini menjadi cara untuk mendukung upaya pemerintah yang melarang berkumpul dan menjaga jarak dengan orang lain, demi mencegah penyebarluasan Covid-19.

Mungkin banyak umat bertanya-tanya apakah misa daring itu sah? Bagaimana cara penerimaan komuni yang benar dalam keadaan seperti ini? Seperti yang dilansir laman pribadi Dosen Teologi Dogmatik di STF Driyarkara Jakarta Pastor Andreas Atawolo OFM mengulas hal ini lewat artikel yang berjudul “Ekaristi Online Banyak Maknanya”.

Ia menjelaskan apakah misa secara live streaming itu sah atau tidak. Ia mengatakan bahwa dalam perayaan tersebut umat diminta untuk berpartisipasi aktif, bukan hanya sekadar menonton. “Berpartisipasi, bukan sekadar menonton. Partisipasi yang dimaksud ialah adanya Imam Katolik merayakan Ekaristi yang disiarkan secara live, dan di saat yang sama umat berpartisipasi melalui media digital, tentu sejauh dapat dijangkau. Frase di saat yang sama menegaskan bahwa orang partisipasi ketika perayaan Ekaristi itu berlangsung, bukan menonton sebuah film atau video tentang perayaan Ekaristi,” katanya.

Ia juga menjelaskan mengenai “Communio Spiritual”, dalam penjelasannya bahwa akhir-akhir ini istilah communio spiritual atau persekutuan spiritual menjadi populer. Banyak umat yang bertanya “apakah misa daring itu sah?” Jawabannya ialah “Sah”. Karena menurut Pastor Andreas, “meskipun Ekaristi tidak dapat dirayakan dalam bentuk kehadiran secara menubuh, Ekaristi itu tetap sah, sebab communio atau persekutuan Gereja yang merayakan Ekaristi tidak melulu badani atau material, tetapi juga spiritual dan batiniah.” Meskipun tidak ada pertemuan secara langsung antara umat dengan imam, karena kita semua dalam satu iman yaitu Kristus.

Pastor Andreas juga menyatakan bahwa Communio Spiritual bukan hal baru atau ide baru yang keluar karena situasi khusus. Ia juga menerangkan bahwa “dimensi ini justru melekat pada makna Ekaristi. Sejak Yesus mengatakan ‘Inilah Tubuh-Ku, ambillah dan makanlah’, ‘inilah Darah-Ku, ambillah dan minumlah’, lalu berkata: ‘Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku’ (Bdk. 1Kor 11: 23-26, Luk 22: 15-20, Mrk 14: 22-25, Mat 26: 26-29), Ia sendiri telah meletakkan dengan kokoh dasar spiritual bagi persekutun Gereja dalam Perayaan Ekaristi. Amanat Ekaristi keluar dari mulut Yesus.”

“Ekaristinya Sah. Pertanyaan yang sering diajukan ialah apakah perayaan melalui live streaming itu sah? Bukankah kita tidak menerima Tubuh Kristus dan memakannya? Ekaristi live streming itu sah. Tentu dalam situasi khusus ini, jelas bahwa hal yang paling kita rindukan, yaitu menerima Tubuh Kristus dalam rupa hosti kudus tidak atau sulit untuk dipenuhi. Sebagai makhluk inderawi kita merasa ada kekurangan besar,” ujarnya.

(Gregorius Joel/AJ)

Leave a Reply

Top