[BOGOR] Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang Katedral mengisi bulan Maria dengan menggelar ziarah ke Gua Maria Gunung Karmel, Lembang, Kamis (16/10).
Tujuan diadakan ziarah ini untuk menjalin relasi dengan Tuhan dan sesama. Rangkaian acara jalan salib ntuk mengenang sengsara Yesus juga digelar. Seusai jalan salib yang dibagi menjadi 5 kelompok, setiap pesera diberi keebasan untuk berdoa masing-masing di lokasi ziarah termasuk di gereja susteran yang setiap pagi diadakan Misa Kudus. Perjalanan ziarah diikuti oleh 55 peserta berasal dari berbagai wilayah, bahkan dari luar Paroki Katedral.
Gua Maria Gunung Karmel yang berdekatan dengan Paroki Santa Maria Fatima Lembang itu memiliki beberapa keunikan yang jarang dimiliki Gua Maria lainnya. Salah satunya adalah ruang khusus sebagai tempat makam Yesus terletak di ruangan yang menjorok ke bawah tanah. Keunikan lainnya peziarah tidak diperkenankan menyanyikan lagu-lagu ketika melakukan jalan salib. Selain itu, tidak diperbolehkan juga melakukan jalan salib dan doa dengan bersuara secara bersama-sama, karena hal itu akan menimbulkan suara yang keras. Biara yang dihuni oleh suster dari Ordo Carmelitarium Discalceatorum (OCD) ini merupakan salah satu biara karmel yang menciptakan keheningan dan kenyaanan bagi para biarawati dan pezirah agar dapat berdoa dengan tanpa gangguan.
“Akulah jalan kebenaran dan hidup”. Tulisan yang tertera di pintu masuk jalan salib mengingatkan kepada setiap peziarah jika melalui jalan Kristus setiap umat akan dituntun agar hidup dalam keselamatan. Kalimat itu yang disampaikan oleh pemandu ziarah. Tidak sedikit orang bertanya, kenapa berdoa harus keluar rumah, bahkan banyak orang melakukan doa hingga ke Yerusalem, Israel dan tempat lainnya? Bukankah Tuhan tidak memandang tempat tetapi memandang hati setiap orang?
Pertanyaan seperti itu pun kemungkinan juga ditanyakan oleh beberapa peserta ziarah kala itu. Untuk menanggapi hal itu pemandu ziarah menyampaikan, jika Tuhan memandang hati dan niat setiap umatNya, tanpa harus melakukan doa di luar rumah. Manfaat berdoa di tempat sendiri mau pun di luar memiliki kesamaan jika dilakukan dengan semangat dan keseriusan yang sama.
Yang membedakannya adalah: pada tempat-tempat tertentu secara khusus telah mendapatkan berkat sebagai tempat berziarah, akan semakin meyakinkan umat jika doa mereka dapat benar-benar dilakukan dengan khidmat. Salah satu bukti yang menguatkan pernyataan itu banyak pezirah yang datang dan datang lagi ke tempat ziarah yang pernah mereka kunjungi karena setelah berdoa di tempat itu mereka merasakan ada kedamaian dan kedekatan secara pribadi dengan Tuhan.
Seusai kegiatan ziarah, peserta berkesempatan untuk melakukan kunjungan ke tempat-tempat pusat wisata seni maupun wisata kuliner di Bandung sebagai salah satu upaya memperkenalkan budaya setempat. Di akhir perjalanan, ketua WKRI Cabang Katedral menghimbau agar ziarah yang akan datang, panitia juga melakukan aksi sosial kemasyarakatan yang menjadi salah satu ciri organisasi WKRI, yaitu bekerja dan berkarya bagi sesama.
(YC)