[PALEMBANG] Indonesian Youth Day III di Keuskupan Agung Palembang hari ini resmi dibuka. Lebih dari 1.500 orang muda Katolik (OMK) dari seluruh Indonesia sejak pagi sampai dengan siang ini memadati Jakabaring Sport City Palembang, Sumatera Selatan. Perhelatan akbar 5 tahunan yang mengangkat tema “OMK, Bangkit dan Bersaksilah!” ini digelar selama 5 hari mulai dari Senin (26/6) sampai Jumat (30/6).
Uskup Ketapang sekaligus Ketua Komisi Kepemudaan KWI Mgr Pius Riana Prapdi mengajak OMK untuk mengambil peran utama dalam membangun gereja dan bangsa. “IYD 3 menjadi kesempatan untuk Gereja Katolik menghayati dan menghidupi semangat jalan bersama, membangun gereja yang vital dan viral,” pintanya pada kesempatan konferensi pers IYD 3 yang dihelat secara luring dan daring.
Monsinyur Pius juga kembali mengingatkan OMK pada semboyan 100% Katolik, 100% Indonesia. “Semboyan itu bukanlah 2 hal yang terpisah akan tetapi saling terkait seperti koin mata uang dengan 2 sisi. Seperti itulah cara hidup kita untuk gereja dan bangsa,” jelasnya.
Refleksi, Selebrasi, dan Aksi
Perayaan Indonesian Youth Day III sebenarnya telah dimulai sejak Oktober 2022. IYD sendiri dibagi menjadi 3 fase besar yakni refleksi, selebrasi, dan aksi. Refleksi dimulai dengan Pra-IYD yang diisi dengan survei militansi iman, kirab salib, live-in, dan masih banyak lagi. Kegiatan ini digelar oleh masing-masing keuskupan sehingga semakin banyak OMK yang bisa terlibat.
Selebrasi dilakukan dalam puncak acara IYD di Keuskupan Palembang selama 5 hari dengan berbagai aktivitas. Hari Pertama dengan tema “Perjumpaan”, OMK disambut di Palembang dengan Defile mulai dari Jakabaring Sport Center menuju GOR Dempo Hall dengan pakaian nusantara, ekaristi pembuka, dan upacara pembuka.
Pada Hari kedua bertema “Bangkit”, OMK diajak melihat hasil survei militansi iman, OMK berbicara dalam FGD (fokus grup diskusi), OMK belajar dalam 3 kelas katekese (pewartaan digital, keluarga, dan lingkungan hidup), dan ditutup dengan ibadat rekonsiliasi serta sakramen tobat.
Tema hari selanjutnya adalah “Bersaksi”, para peserta diajak keluar untuk mengunjungi tempat ibadah agama lain dan berbagai kepada setiap orang yang dijumpai dalam perjalanan tersebut. Hari terakhir akan diisi dengan peneguhan dan perutusan yang diharapkan sukacitanya sampai ke keuskupan masing-masing. Tidak lupa gelaran penutup yakni pentas seni nusantara.
Kemudian, setelah pulang ke keuskupan masing-masing, harapannya refleksi dan selebrasi yang telah dilakukan dapat berbuah menjadi aksi di keuskupan, paroki, sampai stasi masing-masing.
Mengambil Peran
Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI RD Frans Kristi Adi Prasetyo menjelaskan inspirasi dari tema IYD III. “OMK Bangkit dan Bersaksilah! Terinspirasi dari dari World Youth Day 2022 yaitu Mary arose and went with haste atau Maria bangkit dan bergegas dalam konteks kunjungan Maria kepada Elizabeth. Perjumpaan ini jugalah yang kami harapkan dapat terjadi kepada OMK se-Indonesia dalam IYD,” paparnya.
Lebih lanjut dia juga menjelaskan makna dari tema “OMK Bangkit dan Bersaksilah!” “Bangkit itu sikap orang menerima cinta Allah, tergerak untuk tidak memikirkan diri sendiri dan bergerak untuk orang lain. Bersaksi adalah saat di mana kita mau membagikan cinta dan sukacita dari Allah kepada orang-orang di sekitarnya. Harapannya tentu setiap OMK dapat mengambil peran dalam hidup menggereja dan bermasyarakat,” pungkasnya.
Perayaan Ekaristi Pembukaan sore ini dipimpin oleh Uskup Agung Palembang Mgr Yohanes Harun Yuwono sebagai tuan rumah, didampingi Uskup Ketapang sekaligus Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Pius Riana Prapdi bersama 11 uskup yang lain. Sementara itu Ketua KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin (Uskup Bandung) akan memimpin Perayaan Ekaristi Penutupan.
Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Palembang sekaligus Ketua Panitia RP Albertus Magnus Kristiadji Rahardjo MSC melaporkan jumlah keterlibatan peserta pada IYD 3 kali ini. “Perayaan akbar Orang Muda Katolik ini dihadiri 1.508 peserta yang terdiri dari 37 ketua kontingen, 1.270 OMK, dan 201 pendamping serta melibatkan 500-an panitia pelaksana,” tutupnya.
Pertemuan akbar OMK se-Indonesia dimulai pertama kali pada Oktober 2012 di Keuskupan Sanggau. Selanjutnya gelaran kedua pada Oktober 2016 di Keuskupan Manado dengan mendatangkan lebih dari 3.000 OMK dari seluruh Indonesia dan seharusnya yang ketiga pada 2021. Akan tetapi karena Pandemi Covid-19, kegiatan tersebut ditunda dan akhirnya dilaksanakan pada Juni 2023 ini.
Penulis: Aloisius Johnsis | Editor: Agnes Marilyn