[KATEDRAL] Pembukaan 75 tahun Keuskupan Bogor berlangsung meriah, Sabtu (9/12) siang. Antusias umat yang tinggi terlihat dari penuhnya kursi yang disediakan di halaman Katedral Bogor. Memasuki usia berlian, Keuskupan Bogor berupaya menghidupi gereja sinodal yang semakin transformatif, misioner, dan berdialog. Lahir dan tumbuh di Tatar Sunda yang sarat akan keberagaman, Keuskupan Bogor mengapresiasi budaya dengan mengadakan pentas budaya. Sejumlah tokoh masyarakat ikut hadir dalam perayaan tersebut, termasuk Wali Kota Bogor Bima Arya.
Berjalannya pentas budaya tidak luput dari peran berbagai pihak, khususnya kaum muda. Tari Bubuka khas Jawa Barat yang dibawakan oleh para siswi SMA Regina Pacis Bogor mengawali rangkaian pentas budaya, layaknya tuan rumah yang menyambut tamunya dengan penuh hormat. Kolaborasi antarpihak dalam keberagaman menjadi kunci keberhasilan acara ini. Kehadiran Mojang Jajaka Kota Bogor sebagai duta pariwisata Bogor mempersembahkan lagu-lagu bernuansakan Bogor dan ditutup dengan lagu Alusi Au.
Meski hujan lebat mengguyur Kota Bogor, semangat umat untuk mengikuti acara tidak kian surut. Dalam kesempatan ini, diumumkan pemenang theme song 75 tahun Keuskupan Bogor. Paroki Santo Joannes Baptista Parung berhasil memenangkan nomor wahid perlombaan tersebut. Lirik yang sarat akan makna sinodal dan misioner dipadukan dengan gerakan flashmob, mengajak umat untuk ikut menari bersama.
Persembahan tarian kolosal oleh Yayasan Mardi Yuana menarik perhatian umat. Pasalnya, tarian tersebut dipadukan dengan penampilan teatrikal sejarah lahirnya Keuskupan Bogor. Setiap penari menyajikan tarian antardaerah dengan apik. Penampilan Barongsai oleh Persatuan Gerak Badan (PGB) Bangau Putih serta modern dance turut memeriahkan acara ini. Selain pentas budaya, umat dapat menikmati terdapat pula aneka stand UMKM di sekitar panggung acara. Lalu, persembahan Unamed Band menjadi pamungkas keseruan ulang tahun berlian penuh rahmat.
Selamat ulang tahun, Keuskupan Bogor. Semakin bertumbuh dan berbuah!
Penulis: Ignatio Alfonsus Daniputra | Editor: Celine Anastasya