[BOGOR] IPB International Convention Center bergemuruh mewarnai pembukaan Grand Final Pasanggiri Mojang Jajaka Kota Bogor 2023, Sabtu (2/9) malam. Lebih dari 500 orang hadir menyemangati 30 finalis yang telah berproses selama lebih dari 1 bulan terakhir dalam karantina. Ajang 2 tahunan untuk mendapuk duta pariwista dan kebudayaan Kota Bogor ini mengangkat tema “Tunas Bangsa Rumawat Budaya”.
30 Finalis yang terdiri dari 15 mojang dan 15 jajaka ini berasal dari seluruh daerah di Kota Bogor. Mereka adalah akang teteh terbaik yang telah diseleksi lebih dari 250 pendaftar dan melalui berbagai proses yang semakin mematangkan pribadi dan kemampuannya.
Selama karantina para peserta dibekali dengan berbagai pelatihan untuk menunjang penugasan yang akan diberikan ketika menjadi Mojang dan Jajaka nantinya. Para peserta melakukan social campaign, unjuk ka bisa, deep interview, koreografer, public speaking, dan kunjungan ke UMKM yang ada di Kota Bogor.
Pentingnya Literasi Digital
Teh Agnes Marilyn dari Bogor Selatan menjadi salah satu peserta yang menarik dalam Pasanggiri Mojang Jajaka Kota Bogor kali ini. Menyabet gelar Pinilih Wakil 1 atau Juara 2 dalam Mojang Jajaka Kota Bogor menjadikannya “kuda hitam” yang tak disangka-sangka dapat meraih prestasi sampai sejauh itu.
Perempuan berparas chinese dan bertubuh mungil itu terlihat sangat fasih menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh dewan juri. Salah satu fokus utamanya adalah tentang literasi digital yang bersinergi dengan para pemangku jabatan.
“Pemerintah Indonesia menarget, 2024 sebanyak 50 juta masyarakat Indonesia memiliki literasi digital. Saya percaya, melalui berbagai platform digital kita bisa membuat gerakan literasi yang bersinergi dari para pemangku jabatan sampai akar rumput. Literasi berbasis edukasi haruslah informatif dan menarik, sehingga dapat menunjukkan ciri khas Kota Bogor yang indah, ragam, toleran, dan berkarakter,” kata perempuan yang aktif menjadi Redaktur Pelaksana Komsos BMV Katedral Bogor itu.
Selain itu Teh Agnes Marilyn juga punya perhatian khusus dengan berbagai isu disabilitas, utamanya teman Tuli. Sejak 2 tahun lalu Agnes belajar dan aktif menjadi juru bahasa isyarat pada berbagai kesempatan.
Pengembangan Pariwisata
Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah berharap para mojang dan jajaka menjadi agen perubahan yang bersinergi bersama Pemkot Bogor. “PDB Kota Bogor sebagian besar berasal dari perdagangan dan jasa yang diisi dari sektor pariwisata. Pemkot tidak bisa berjalan sendiri untuk melakukan pengembangan ini maka diperlukan kontribusi para mojang dan jajaka untuk menjadikan Bogor sebagai Loveable City,” katanya.
Sorotan kepada sektor pariwisata ini bukan tanpa alasan. Pemerintah sudah melihat bahwa sumber pendapatan yang berasal dari sumber daya alam (SDA) akan habis dan mulai beralih ke devisa pariwisata. “Akan tetapi daerah yang mengutamakan pariwisata tidak boleh kotor, tidak boleh macet, dan tidak boleh tercemar lingkungannya. Inilah yang menjadi PR (pekerjaan rumah, red) kita bersama,” lanjutnya.
Senada dengan Sekda, Ketua Umum Paguyuban Mojang Jajaka Kota Bogor Fitri Fauziah menaruh harapan besar pada proses yang telah dilalui para mojang dan jajak mulai dari roadshow sampai malam grand final. “Teman-teman mojang dan jajaka harus siap memajukan pariwisata, kebudayaan, dan ekonomi kreatif yang ada di Kota Bogor,” pintanya.
Penulis: Luki Karim | Editor: Aloisius Johnsis