Anda di sini
Beranda > Mancanegara > Paus Fransiskus: Doa dan Pewartaan, Sumber Kekuatan Orang Kristen

Paus Fransiskus: Doa dan Pewartaan, Sumber Kekuatan Orang Kristen

Loading

“Doa bagi orang Kristen bukan hanya sekadar untuk mencari ketenangan atau keharmonisan di dalam batin. Kita berdoa untuk menyerahkan semuanya ke hadapan Tuhan, untuk mempercayakan kebaikan dunia kepada-Nya,” kata Paus Fransiskus saat memberikan homili ketika memimpin sebuah misa di Kota Pelabuhan Genoa, Italia pada akhir Mei lalu. Misa yang diadakan pada sore hari ini adalah sebagai penutup dari kunjungan seharinya di kota itu.

Lebih lanjut Paus juga menjelaskan bahwa dengan naiknya Tuhan yesus ke surga, Ia telah menunjukan kuasanya sebagai penghubung antara surga dan dunia bagi manusia. Dan itu terus berlangsung sampai sekarang dan untuk selama-lamanya, lewat doa-doa syafaat-Nya yang tiada henti, Tuhan Yesus telah menjadi penengah bagi umat manusia untuk menghadap Allah Bapa, setiap saat, terutama pada setiap misa di gereja.

Doa syafaat (intercession atau intercessory pray) adalah doa yang disampaikan untuk kepentingan orang lain. Sehingga dalam hal ini umat bertindak sebagai penengah (to intercede) antara individu tersebut dengan Tuhan Allah. Dalam misa kudus, doa umat adalah salah satu bentuk doa syafaat, begitu pula dengan intensi di dalam doa rosario.

Kekuatan dari doa terletak dalam kepercayaan kepada Tuhan segala masalah, orang-orang, dan situasi-situasi yang sedang di hadapi supaya tidak tenggelam ke dalam dosa. Doa memungkinkan Tuhan untuk datang. Selanjutnya Paus menegaskan, “Doa adalah pernyataan kasih kita terhadap orang lain,” katanya.

Kekuasaan lain yang dimunculkan lewat naiknya Yesus ke Surga adalah pewartaan. Ketika Yesus mengutus murid-muridnya untuk mewartakan tentang diri-Nya dengan perantaraan Roh Kudus, Yesus memberikan kepercayaan meski dengan segala kelemahan yang manusia miliki. Kelemahan terbesar yang harus segera diatasi adalah keinginan untuk menutup diri. Sebab ajaran-ajaran Tuhan Yesus bukan untuk disimpan hanya bagi diri sendiri, oleh karena kasih Tuhan itu bersifat dinamis dan ingin menjamah yang lain.

“Oleh karena itu seorang Kristen harus selalu bergerak bersama Tuhan kepada yang lainnya. Dia adalah seorang peziarah, seorang misionaris, pelari maraton yang berusaha untuk menang, lembut namun penuh dengan tekad untuk terus berusaha,” kata Paus.

Selanjutnya Paus juga berkata bahwa orang Kristen tidak boleh merasa lelah bekerja demi kebaikan orang lain, dan tidak takut untuk mewartakan pesan Yesus tentang perdamaian dan harapan kepada dunia.

(Stefanus Edward/John) 

Leave a Reply

Top